Kamis, 16 Juni 2011

KUPU - KUPU ATAU LEBAH

"Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya." (Ulangan 17:19)

Apakah Anda belajar Alkitab seperti kupu-kupu ataukah lebah? 
Kupu-kupu beterbangan kesana kemari sambil hinggap di bunga-bunga. Menghisap hanya bagian atas dan puas hanya mendapatkan bagian atasnya saja. Manusia menikmati permainan lincah yang diperagakannya.

Tetapi di bagian lain ada seekor lebah yang tidak beranjak dari dalam sekuntum bunga? 

Apa yang dikerjakannya? Tidur? Tidak! 

Dengan tenang dan meyakinkan ia makan sampai ke dalam sari bunga itu. Dan tidak berhenti sampai ia puas mendapatkan apa yang diinginkannya. 

Suatu saat musim dingin tiba, kupu-kupu itu mati dalam kelaparan, tetapi si lebah tetap bertahan hidup sebab makanan yang masih tersedia di dalam dirinya.

Anda menjadi Kristen yang bertipe kupu-kupu ataukah lebah?

Apakah Anda puas hanya sekilas membaca Alkitab?

Perhatikan kupu-kupu yang cuma sekilas menghisap makanannya. Ketika musim dingin datang, maka matilah dia. Anda tidak bisa menjadi orang Kristen yang tangguh kalau hanya sekilas saja memberikan makanan rohani kepada roh Anda. Manusia rohani Anda akan kurus dan kering. Jadi tidak heran bila nafsu Anda yang perkasa akan dengan mudah "membanting" manusia rohani Anda, sehingga setiap hari Anda taat kepada keinginan nafsu Anda.


Sebaliknya bila Anda memberikan makanan seperti lebah yang menggali sampai dalam sampai ia menemukan banyak makanan yang bergizi, maka Anda akan menjadi manusia rohani Anda tangguh. Bila godaan datang, karena manusia rohani Anda kuat, maka dengan mudah ia mengalahkannya.

Alkitab bukan sekedar buku wajib yang dibawa manakala kita ke gereja.

Alkitab adalah makanan rohani Anda.

Tuhan bahkan memberikan perintah agar kita membaca dan merenungkannya sampai seumur hidup!

Kalau saya bertanya kepada Anda, apakah Anda pernah merasa bosan makan sampai tiga kali sehari bahkan lebih?

Pernah? Tidak bukan?

Lalu mengapa kita harus bosan makan makanan rohani?

Mengapa pula kita harus bosan membaca Alkitab?

Semakin Anda makan terus, maka Anda akan mendapatkan berkat yang luar biasa dari Allah.

Kunci sukses Yosua merebut tanah Kanaan adalah melakukan firman Tuhan seperti dalam Yos, 1:8.

Yosua membaca dan merenungkan firman Tuhan itu siang dan malam. Hasilnya, dia berhasil masuk tanah Kanaan setelah menghalau musuh-musuhnya.

Senin, 06 Juni 2011

TUHAN YANG MENYEDIAKAN PENGGANTI



“Keesokan harinya pagi-pagi” adalah sebuah frase yang berulang dalam kisah Abraham, sebuah kisah ketaatan Abraham bahkan di saat-saat sulit dalam hidupnya. Ketika Tuhan berbicara, Abraham menaatinya pada kesempatan pertama (bdk. Kej. 21:14). Di dalam narasi ini kita melihat kisah ketaatan yang luar biasa pada kedua tokoh di dalamnya, yaitu Abraham dan Ishak, anaknya.
Sementara Abraham dikenal sebagai Bapak Orang Beriman, di sini untuk pertama kalinya dikisahkan ketaatan Ishak sebagai seorang dewasa. Kita tahu bahwa Ishak sudah dewasa karena ayat 6 mengatakan “Abraham … memikulkannya ke atas bahu Ishak ….” Hanya lelaki dewasa yang bahunya sudah bertumbuh kokoh yang bisa memikul barang di atas bahunya. Ishak pada saat ini sudah berusia 20-an tahun sementara Abraham 120-an tahun. Namun Ishak menuruti ayahnya dan tidak melawan, kendati perjalanan berhari-hari tentu menyediakan banyak sekali kesempatan untuk bercakap-cakap. Tentu bukan perkara mudah bagi Abraham untuk menanggung pikiran bahwa anak tunggalnya harus dijadikan korban bakaran, walaupun kita tahu ia berpikir bahwa Allah akan membangkitkan Ishak kembali dari kematian (bdk. Ibr. 11:17-19). Di sini, mereka menunjukkan kepatutan karakter mereka menjadi leluhur orang beriman.
Di luar kelazimankah permintaan Tuhan agar Abraham mengorbankan Ishak? Ternyata tidak. Hal itu dilakukan banyak bangsa pada masa itu (2Raj. 3:27, bdk. Im. 18:21Ul. 12:31Mzm. 106:37Yeh. 20-21). Jadi permintaan Tuhan ini pada awalnya mungkin bukan sesuatu yang mengejutkan Abraham, yang berasal dari lingkungan yang tidak mengenal Tuhan. Namun elemen yang paling mengejutkan dalam kisah ini justru ada di ayat 13-14, mengenai penyediaan korban pengganti untuk anak yang seharusnya mati. Di sinilah kita temukan kisah penebusan yang otentik dari Tuhan, yang tidak dikenal oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan-yang-hidup, Tuhan-yang-menyediakan-pengganti dan Tuhan-yang-menggantikan. Terpujilah nama Tuhan!

JANJI BAIK ALLAH

I Raja-raja 8:56
“Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 7; Yohanes 17; 1 Tawarikh 27-29

Ketika kita membeli sesuatu yang nilainya tinggi, misalnya sebuah rumah, biasanya kita diminta untuk memberikan uang muka sebagai tanda kesungguhan dan janji bahwa kita berniat serius. Uang muka itu adalah bentuk dari asuransi, sebuah jaminan yang menambah makna dari perkataan kita.

Allah telah membuat sejumlah janji yang luar biasa untuk kita. Dia telah berjanji bahwa kita dapat memiliki hubungan dengan-Nya melalui Putera-Nya. Dia telah berjanji tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikan kita dan selalu bersama kita selamanya. Dia telah berjanji membawa kita ke surga bila kita mati. Alkitab penuh dengan janji-janji Allah.

Seseorang mungkin berkata, “Apa jaminannya bahwa Allah serius? Bagaimana kita tahu janji-janji-Nya dapat dipercaya?” Uang muka Allah adalah investasi paling berharga yang dapat dibuat oleh siapa pun juga: Putera-Nya, yang melalui kematian dan kebangkitan-Nya membeli keselamatan kita. Yesus Kristus bukan saja “uang muka” yang cukup untuk janji-janji Allah, sebenarnya, Dia adalah Bayaran yang lunas !

Allah tidak pernah sembarangan berjanji dan Dia juga tak pernah mengingkari apa yang telah diucapkan-Nya.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Minggu, 05 Juni 2011

MENGEMBANGKAN KUALITAS

I Samuel 16:12
“Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 3; Yohanes 13; 1 Tawarikh 18-19

Sebelum tahun 2007, hanya sedikit orang yang mengenal Jon Favreau. Walaupun memiliki keahlian dalam menulis pidato semasa kuliah di College of Holy Cross di Massachusetts, namanya justru meroket ketika ia masuk sebagai tim kampanye Barack Obama sebagai ketua tim perumus pidato. Usianya yang masih sekitar 20-an ketika itu membawa Favs tercatat dalam sejarah Amerika Serikat sebagai penulis pidato pelantikan presiden AS termuda.

Times Online menulis, Jon Favreau menghabiskan waktu selama dua bulan, 16 jam sehari, untuk menyusun dan merangkai kata-kata pidato Obama. Jadi, tidaklah mengherankan apabila sang Presiden selalu memukau pada setiap penampilannya di hadapan jutaan bahkan ratusan juta rakyatnya. Semua tak lain dan tak bukan berkat buah kejeniusan anak muda ini.

Dalam Alkitab ada juga tokoh yang seperti Favs, yaitu Daud. Dari remaja, ia sibuk menggembalakan domba milik ayahnya. Hal tersebut membuatnya menjadi orang asing bagi kaum sebangsanya. Bisa terhitung orang-orang yang mengetahui namanya. Namun, Allah punya rancangan indah bagi Daud. Pertemuannya dengan Nabi Samuel benar-benar mengubah seluruh jalan kehidupannya.

Secara perlahan, kualitas dalam diri Daud terlihat ketika ia dipanggil untuk memainkan kecapi di istana raja. Daud mulai dikenal orang banyak saat dengan fantastis ia berani menghadapi jagoan Filistin, Goliat, serta berhasil membunuh raksasa tersebut dengan kuasa Allah.

Favreau dan raja Daud merupakan contoh manusia yang terus mengasah kualitas dirinya sekalipun orang belum mengenalnya. Ketika kesempatan datang, mereka pun menunjukkan kualitas dirinya dan berakhir dengan sukses!

Emas sudah bernilai tinggi sebelum orang memanfaatkan atau menjualnya. Usaha manusia terhadapnya hanya membuat nilai emas justru semakin tinggi. Demikian juga ketika kita berfokus membangun dan mengembangkan kualitas terbaik dalam diri kita, kesempatan atau peluang hanya membuat apa yang ada di dalam diri terlihat. Bila kita memegang prinsip ini maka pengakuan dari manusia hanya tinggal menunggu waktu saja.

Ketika kesiapan diri bertemu dengan kesempatan maka itulah saatnya Anda merasakan kesuksesan di dalam kehidupan Anda. 

Jumat, 03 Juni 2011

ROH KUDUS MEMBERI KUASA UNTUK MENJADI SAKSI

Diambil dari Renungan Gereja Kristen Yesus Jemaat Green Ville -
Menjelang Pentakosta
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 1:8-11
Untuk menjadi saksi Kristus yang efektif, kita membutuhkan kuasa, hikmat dan keberanian yang berasal dari Roh Kudus
Kisah para Rasul 1:8, merupakan janji Tuhan Yesus yang terakhir yang disampaikan menjelang kenaikan-nya ke surga. Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah bukan hanya memerintahkan kita untuk menjadi saksi, tetapi Ia berjanji memperlengkapi kita dengan kuasa Roh Kudus (bandingkan dengan Lukas 24:48-49). Roh Kudus yang berdiam di dalam diri setiap orang percaya akan memampukan orang percaya untuk menjadi saksi Kristus.
Saksi yang benar harus mengenal dan mengalami sendiri kebenaran yang hendak dia saksikan (1 Yohanes 1:1). Sebagai orang percaya, kita yang telah mengenal Tuhan Yesus dan telah menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat harus memberi diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Kita terpanggil untuk menyaksikan karya Kristus yang telah kita alami kepada orang lain. Kita terpanggil untuk menyaksikan bahwa di dalam Kristus terdapat pengharapan, pengampunan dosa, kehidupan yang diperbarui dan kehidupan yang kekal. Semuanya itu harus kita ceritakan kepada orang lain dari semua suku bangsa. Di saat pekerjaan pemberitaan Injil seolah-olah “diam”, tidak berjalan lagi, Roh Kudus tetap giat bekerja di dalam hati manusia untuk menjelaskan tentang kasih Allah melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib, agar setiap insan di dunia ini bisa mendengar berita Injil dan memperoleh keselamatan.
Allah dapat dan berkenan memakai setiap orang percaya untuk menjadi saksi-Nya. Bersediakah Anda menjadi saksi-Nya? Roh Kudus akan menolong Anda dan memberi kuasa agar Anda mampu untuk menjadi saksi. [LM]
Kisah Para Rasul 1:8
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”

PENYEGARAN KEMBALI

Kisah Para Rasul 3:19-20


Apa yang hadir di benak masing-masing orang ketika mendengar kata "menyegarkan" tentu berbeda-beda. Ada yang langsung berpikir duduk di tepi pantai dengan angin sepoi-sepoi bertiup di antara pepohonan, ada yang membayangkan dirinya berbaring di rerumputan hijau di dataran tinggi pegunungan, bertamasya bersama keluarga atau teman-teman, atau ada yang berpikir sederhana hanya dengan segelas sirup dingin di tengah panasnya hari, atau sepercik air di muka di saat matahari tengah menyengat. Tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa musik yang tepat akan sangat menyegarkan, baik musik sekuler maupun lagu-lagu pujian/penyembahan. Apapun yang anda anggap sebagai sesuatu yang menyegarkan tentunya merupakan hal yang paling anda inginkan di saat anda kelelahan, kepanasan atau berada pada titik jenuh. Tertimbun beban pekerjaan, kesibukan menjalani aktivitas sehari-hari sering membuat kita jenuh dan merasa "habis" terkuras tenaga maupun pikirannya. Di saat seperti itu, amatlah menyenangkan jika kita bisa membayangkan hal-hal yang menyegarkan, something refreshing to have, apalagi bila kita bisa benar-benar mendapatkannya dan bukan hanya sekedar dibayangkan saja.

Saya ingat momen indah ketika saya dibaptis 9 tahun yang lalu. Hidup saya yang penuh gelimang dosa sebelumnya sudah terasa begitu memberatkan hingga saya sempat merasa tidak lagi punya kesempatan untuk bertobat. Tetapi anugerah Tuhan sungguh luar biasa. Saya akhirnya berkesempatan untuk dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru. Manusia lama saya dikuburkan, ditenggelamkan dan saya pun keluar dari air sebagai orang yang sama sekali baru, the whole new person. Mungkin sulit bagi anda untuk membayangkan apa yang saya rasakan ketika saya melangkah keluar dari kolam tempat saya dibaptis waktu itu, tapi secara spesifik saya bisa menggambarkan bahwa tubuh saya terasa sangat ringan setelahnya. Saya seolah melihat cahaya terang di sekeliling ruangan, dan saya keluar dengan tersenyum meski basah kuyup seperti seseorang yang baru saja menang dari peperangan. Itulah yang saya rasakan, dan sampai hari ini saya masih ingat persis bagaimana rasanya waktu itu. It was so refreshing and relieving. Begitu menyegarkan, begitu melegakan.

Apa kata Alkitab tentang refreshing atau menyegarkan? Alkitab sesungguhnya mengacu kepada banyak hal yang dianggap mampu mengembalikan kesegaran baik dari sisi fisik maupun spiritual. Beberapa diantaranya misalnya: beristirahat di hari ketujuh alias di hari Sabat dikatakan mampu memberi kesegaran (Keluaran 23:12), lewat musik lembut (1 Samuel 16:23), air sejuk setelah  melakukan aktivitas secara fisik (Hakim Hakim 15:18-19) atau dengan persekutuan/kunjungan yang meneguhkan (2 Timotius 1:16). Banyaknya Alkitab menyinggung soal refreshing menunjukkan bahwa Tuhan tahu betul bagaimana keterbatasan kekuatan tenaga maupun pikiran manusia dalam menghadapi hari-hari yang sulit. Tuhan mengetahui bagaimana lelahnya kita dan juga mengetahui ada banyak resiko yang mengintip ketika kita sedang kelelahan dan secara fisik, mental maupun spiritual sedang berada dalam keadaan lemah. 

Lantas Petrus pun memberikan sebuah kunci bagaimana untuk memperoleh penyegaran kembali secara spiritual. Dalam kotbahnya di depan orang banyak di Serambi Salomo, Petrus mengingatkan bagaimana caranya untuk memperoleh "spritual refreshing" ini. Ia berkata: "Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktukelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus." (Kisah Para Rasul 3:19-20). Dalam versi English Amplifiedmungkin ayat ini bisa kita lihat lebih jelas: "So repent (change your mind and purpose); turn around and return [to God], that your sins may be erased (blotted out, wiped clean), that times of refreshing (of recovering from the effects of heat, of reviving with fresh air) may come from the presence of the Lord; And that He may send [to you] the Christ (the Messiah), Who before was designated and appointed for you--even Jesus."Petrus mengingatkan pentingnya pertobatan, bukan saja sebagai jaminan untuk memperoleh keselamatan, tetapi juga untuk memberikan kelegaan atau kesegaran kembali. Sebab pada saat kita bertobat, maka kita pun bisa merasakan kehadiran Tuhan, feeling the presence of the Lord, dan itu akan mendatangkan kesegaran baru bagi kita.

Hingga hari ini kita bisa mengalami penyegaran kembali dengan mengambil waktu-waktu khusus untuk berdoa dan membaca serta merenungkan Firman Tuhan dalam Alkitab. Bagi saya, kedua hal ini sungguh penting agar saya tidak mudah jatuh dalam menjalani hari-hari yang berat. Firman Tuhan tidak pernah gagal untuk menyegarkan diri saya kembali, baik secara psikologi maupun spiritual untuk melanjutkan kembali tugas demi tugas pada keesokan harinya. Berdiam dalam hadiratNya akan mampu membawa kita untuk merasakan kasih dan sukacita Surgawi. That will surely renew us in spirit. Saya merasakannya, dan saya percaya anda pun bisa merasakannya. Feel the presence of Lord, and have your refreshment! 

Berada dekat Tuhan membuat kita disegarkan kembali dengan kekuatan dan semangat baru

BELAJAR SPORTIF

I Samuel 18:18
“Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa..”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 5; Yohanes 15; 1 Tawarikh 23-24

Sportivitas adalah sebuah prinsip yang sangat dipegang oleh setiap olahragawan. Kemenangan besar tetapi apabila diraih dengan cara yang curang maka semuanya itu adalah sia-sia. Tak ada kebanggaan waktu kita mengangkat piala atau dikalungkan medali jika dalam prosesnya kita berlaku licik. 

Sportivitas tidak hanya berlaku dalam dunia olahraga saja, tetapi juga diperlukan dalam berbagai segi kehidupan. Dalam tingkatan tertentu, ketidakmampuan untuk bersikap sportif bisa berakibat fatal, membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Raja Saul tidak cukup sportif untuk mengakui bahwa Daud, penggantinya kelak, lebih baik darinya. Prestasi Daud mengalahkan berlaksa-laksa musuh membuatnya iri hati, bahkan dicatat dalam Alkitab bahwa ia berusaha untuk membunuh menantunya itu. Lebih dari sekali Raja Saul mencoba untuk membunuh Daud, namun hal tersebut selalu gagal karena Allah sendiri yang menyertai serta melindungi Daud. Seandainya Saul dapat bersikap sportif dan tidak memusuhi Daud, mungkin hidupnya tidak akan berakhir dengan Tragis (I Samuel 31).

Sikap tidak sportif dalam pekerjaan dapat menimbulkan keinginan untuk menjatuhkan karir sesama karyawan karena iri hati dengan prestasi yang diraih orang lain. Sikap sportif juga dapat menambah sahabat karena kita mau mengakui keunggulan orang lain. Sikap sportif selalu berdampak positif.

Ingatlah selalu, sportivitas mendatangkan dua hal besar dalam kehidupan seseorang: yang pertama, kehidupan akan semakin berhasil, dan yang kedua adalah kasih dan dukungan dari manusia akan menjadi bagian kita (I Samuel 18:15-16). Apakah Anda mau mengalaminya?

Jabatlah tangan orang yang lebih baik daripada Anda, kemudian belajarlah darinya




TERBERKATI DENGAN ARTIKEL DI ATAS? AYO DONG BAGIKAN KE TEMAN-TEMAN YANG LAIN BIAR JADI BERKAT. KALO KAMU PUNYA FACEBOOK / TWITER/ EMAIL KLIK PILIHAN DI BAWAH INI. GBU

Kamis, 02 Juni 2011

ISTILAH LAIN YANG DIPAKAI UNTUK MENGGAMBARKAN YESUS SEBAGAI JURU SELAMAT

  1. Penebus: "Karena begitu besar kasih ALLAH akan dunia ini sehingga IA merelakan ANAKNYA yang tunggal supaya setiap orang yang percaya padanya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal" (YOHANES 3:16). Yesus diutus ke dunia untuk menebus manusia yang telah berdosa (tidak benar) menjadi benar dihadapan Tuhan. Seharusnya manusia dihukum oleh ALLAH, tetapi YESUS telah menebus dosanya dengan menjadikan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa manusia.
  2. Anak Domba Allah: Dalam perjanjian lama dijelaskan bahwa seorang yang telah berdosa harus membawa korban persembahan sebagai korban penebusan dosa dihadapan TUHAN berupa domba jantan  yang tidak bercacat cela (keluaran 12:5). Dalam perjanjian baru, YESUS menjadi korban persembahan dihadapan ALLAH agar manusia diselamatkan. Karena itu YESUS DISEBUT ANAK DOMBA ALLAH (1 KORINTUS 5:7)
  3. Yesus adalah Guru/Rabi : Jika membaca keempat kitab injil salah satu tugas yang sering dilakukan Yesus dalam dunia ini adalah mengajar, baik kepada muridNya atau orang banyak. Oleh karena itu IA disebut Guru atau Rabi. Ia mengajar disegala tempat dan disegala situasi  dalam [engjaranNYA Ia mengajarkan kasih (karya ALLAH) yang telah menyelamatkan manusia. YESUS mengajar bukan seperti guru lazimnya tetapi IA mengajar sungguh - sungguh apa yang terjadi dibagian hidup-NYA, DAN IA TELAH MENJADI TELADAN.

Doa: Saluran Energi Rohani

TEMA : Banyak Pekerjaan, Banyak Berdoa


Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.... Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil.... Markus 1:35, 39
Tentang rencana pekerjaannya untuk esok hari, Luther berkata: ”Bekerja, dan sekali lagi bekerja, dari pagi buta hingga larut malam. Sesungguhnya, begitu banyak yang harus saya kerjakan, sehingga saya akan melewatkan tiga jam pertama di dalam doa”! Sebagai pemimpin reformasi gereja saat itu, Martin Luther jelas adalah orang yang sangat sibuk. Tetapi ia justeru banyak menghabiskan waktunya setiap hari di dalam doa. Sebab bagi Luther, semakin banyak yang harus ia kerjakan maka semakin banyak pula ia membutuhkan energi, hikmat dan tuntunan Tuhan melalui doa untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut.

Itulah juga yang dilakukan Tuhan Yesus, sebelum Ia melakukan aktivitasNya, berkeliling di seluruh Galilea untuk memberitakan injil, Ia terlebih dulu bersekutu dengan BapaNya di dalam doa. Pagi-pagi sekali, ketika hari masih gelap, selagi mentari pagi belum terbit di ufuk timur, Tuhan Yesus telah pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Dia sadar, dalam kapasitasnya sebagai manusia, Ia butuh tuntunan, kekuatan, dan penyertaan Bapa dalam pelayananNya. Karena itulah Dia selalu menyempatkan diri bersekutu dengan BapaNya.

Doa adalah bentuk ketergantungan kita pada Allah yang tak terbatas. Dan kita adalah manusia terbatas. Kekuatan kita terbatas, kemampuan kita terbatas, pengetahuan dan pengalaman kita juga terbatas. Karena itu kita butuh kekuatan, tuntunan dan hikmat dari Allah untuk melakukan aktivitas kita sehari-hari serta untuk menghadapi persoalan dan tantangan hidup setiap hari. Allah adalah sumber energi rohani yang kita butuhkan. Dan doalah yang menjadi “saluran” energi tersebut.

Jika Tuhan Yesus saja, yang adalah Anak Allah, masih merasa perlu berdoa kepada BapaNya, apalagi kita manusia yang penuh keterbatasan, tentu kita akan lebih membutuhkan Allah lagi dalam doa-doa kita. Sebab melalui doa, kita bisa mengumpulkan banyak energi yang kita butuhkan. Dan semakin banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan justeru seharusnyalah membuat kita semakin banyak berdoa, sebab melalui doa itu kita mendapat banyak energi untuk menyelesaikan setiap pekerjaan kita tersebut. Karena itu sesibuk apa pun kita, kita harus selalu menyempatkan diri dalam berdoa.


HARI RAYA KENAIKAN TUHAN

(Kis. 1:1:11; Mat. 28:16-20)

Teks Kitab Suci
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


Renungan oleh Romo L Prasetya, Pr

“Diutus”
Setiap kali membaca koran atau melihat TV banyak peristiwa yang menggelikan, sekaligus memrihatinkan, berkaitan dengan orang-orang yang dipilih oleh rakyat, yaitu pemimpin dan/atau anggota DPR. Dulu, mereka dipilih untuk memperjuangkan nasib dan kepentingan rakyat, setelah terpilih, mereka lupa dengan rakyat dan melukai hati rakyat dengan sikap dan semangatnya yang arogan serta mementingkan kepentingan diri dan partainya. Kontribusi bagi rakyat sangatlah sedikit, tetapi tuntutannya sangat banyak sehingga tanpa rasa malu sedikit pun menggunakan uang rakyat seenaknya, misalnya pergi ke luar negeri dengan alasan kunjungan kerja, membangun gedung DPR dengan anggaran yang sangat besar. Inilah utusan atau wakil rakyat???
Hari ini adalah hari raya Kenaikan Tuhan. Peristiwa ini terjadi 40 hari setelah Yesus bangkit. Dalam peristiwa ini, Yesus berkenan untuk mengutus murid-murid-Nya guna memberitakan Injil atau kabar Gembira kepada siapa pun. Perutusan ini pertama-tama didasarkan pada kuasa yang telah diberikan kepada Yesus (ay 18). Berdasarkan kuasa itulah, Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk pergi, menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya dan membaptisnya, serta mengajarkan segala sesuatu yang telah diperintahkan Yesus kepada mereka (ay 19-20a). Yang menarik dalam perutusan ini adalah murid-murid tidak berjalan dan berjuang sendirian, tetapi Yesus senantiasa menyertai mereka, bahkan sampai akhir zaman (ay 20b).
Yesus juga mengutus kita untuk mewartakan Kabar Gembira bagi sebanyak mungkin orang di zaman ini. Kita diajak untuk menjadi murid yang setia dan taat dalam melakukan tugas perutusan-Nya. Hal ini akan nampak ketika kita berani menunjukkan kualitas diri sebagai murid yang handal dan tangguh menghadapi iming-iming duniawi. Kita tidak mudah tergoda dengan iming-iming tersebut, yang dapat membelokkan dan mengubah niat dan komitmen kita untuk mewartakan Kabar Gembira. Semoga kita masih dimampukan untuk mendahulukan kepentingan Kabar Gembira itu bagi banyak orang, daripada kepentingan diri sendiri. Muncul pertanyaan: masih signifikan dan relevankah keberadaan kita sebagai murid Yesus di dalam Gereja dan di tengah masyarakat?

AYAH R.A KARTINI
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi[2], maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
GAMBAR R.A KARTINI




Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.